Tonsilitis & Operasi Amandel

Tonsilitis & Operasi Amandel

• Written By : dr. Lovina Savitri
• Correction By : dr. Spesialis THT RS Khusus THT Ciranjang
• Source of Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher, edisi Keenam, UI –

Apakah tonsil itu?

Tonsil atau Amandel merupakan salah satu bagian tubuh (kelenjar getah bening) yang berfungsi sebagai penghadang agar kuman tidak mudah masuk ke saluran pernapasan manusia.

Bagaimana warna tonsil yang sehat?

Tonsil pada orang sehat akan berwarna sesuai dengan warna jaringan disekitarnya dan berpermukaan rata.

Bagaimana warna pada tonsil yang terinfeksi?

Pada orang yang mengalami tonsilitis (infeksi atau radang amandel) warnanya bisa menjadi kemerahan atau terdapat bercak putih pada amandel dan ukuran tonsil kemudian membesar.

Bagaimana penanganan tonsilitis?

Sesuai dengan berbagai tingkatan kondisi penyakit amandel, penanganan tonsilitis (radang amandel) sangatlah beragam, mulai dari terapi obat hingga operasi pengangkatan tonsil atau amadel sebagai solusi akhir.

Apa indikasi operasi amandel?

Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL) dan The American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS) antara lain :

1. Pembesaran amandel yang mengakibatkan penutupan jalan nafas, nyeri tenggorok hebat, gangguan tidur atau komplikasi jantung-paru.
2. Abses (nanah) di dalam amandel yang tak membaik dengan pengobatan,
3. Tonsillitis/radang amandel yg mengakibatkan kejang demam
4. Radang amandel berulang ( lebih dari 3 kali dalam satu tahun) walapun telah dilakukan pengobatan optimal.
5. Bau mulut dan nafas yang diakibatkan oleh radang amandel berulang dan tidak beresopon baik dengan pengobatan.
6. Tonsillitis yang disebabkan kuman streptococcus yang tidak berespon baik dengan pengobatan
7. Pembesaran amandel 1 sisi yang dicurigai suatu keganasan.

Bagaimana cara operasi tonsil?

Yaitu operasi melalui mulut, dan cara memisahkan tonsil dari jaringan pengikatnya. Setelah dipisahkan, jaringan yang terbuka akan di jahit, untuk menutup perdarahan.

Berapa lama operasi dilakukan?

Operasi akan berlangsung kurang lebih 1 Jam.

Apa ada komplikasi dari operasi? Bagaimana penanganannya?

Ya ada, semua tindakan pasti ada komplikasinya. Dalam operasi ini, komplikasi yang bisa terjadi adalah perdarahan pada tempat yang di operasi. Tetapi,team operasi dari RS THT Ciranjang akan mengobservasi pasien selama operasi berlangsung sampai dengan pasien kembali kekamar. Dan komplikasi ini sangat jarang terjadi di RS Khusus THT Ciranjang.

Bila pun terjadi perdarahan, dokter akan mencari sumber perdarahan dan dengan segera akan menutup sumber perdarahan itu.

Proses penyembuhan berapa lama?

Proses penyembuhan kurang lebih 1 minggu. Semakin sering pasien makan, semakin cepat proses penyembuhan

Makanan apa saja yang boleh di makan dan tidak boleh setelah operasi?

Makanan yang boleh di makan setelah operasi: (selama 5 hari pertama)

• Makanan yang lunak-lunak dan tidak panas. Seperti Bubur sumsum, bubur saring, nasi tim, es krim, susu yang tidak panas.

Makanan yang tidak boleh di makan setelah operasi :(selama 5 hari pertama)

• Makanan keras dan panas. Seperti nasi, lauk-lauk yang keras.

Aturan makan selama 7 hari pertama :

• Hari pertama             :Bubur Sumsum
• Hari Kedua             :Bubur Sumsum, Havermouth
• Hari Ketiga             :Bubur Ayam Blender
• Hari Keempat             :Bubur Ayam, Biskuit Regal di celup susu, Teh manis dan susu
• Hari Kelima dan Keenam :Nasi Tim, Mie rebus, Nasi yang berkuah
• Hari Ketujuh             :Nasi lembek, semua jus buah boleh, kecuali jeruk.

Yang paling menyenangkan adalah setelah operasi, akan langsung di anjurkan untuk makan es krim vanilla atau strawberry atau rasa lain, kecuali coklat dan tidak ada buah-buahan atau coklat chips di dalemnya.